Mumia ibu kepada Raja Tutankhamun (depan), yang masih belum dapat dikenal pasti namanya,di Muzium Mesir, Kaherah.
KAHERAH, Feb. 17 -- Raja Mesir paling terkenal, Tutankhamun, ternyata seorang anak lelaki lemah yang menderita cedera di kaki. Firaun paling terkenal itu mati akibat komplikasi patah kaki yang parah dan malaria akut.
Hal itu terurai setelah dilakukan ujian DNA selama dua tahun dan CT scan ke atas mumia Firaun berumur 3300 tahun itu, beserta 15 mumia lainnya. Hasil ujian DAN dan CT scan atas mumia-mumia itu sekaligus mengakhiri mitos di kalangan keturunan Firaun.
Sebagai Firaun kecil, Tutankhamun menarik perhatian umum sejak makamnya ditemui pada 1922. Makamnya sangat mewah karena berisi dengan bekas penuh artifak dan permata, serta topeng pemakaman daripada emas.
Namun dari hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) seperti dilaporka Associated Press, terungkap salasilah keluarga Firaun Tutankhamun. Ujian DNA difokuskan pada Firaun Akhenaten, yang mencuba melakukan revolusi atas kepercayaan kuno Mesir kepada agama tauhid yang hanya percaya kepada satu tuhan.
Ahli kaji purba Mesir, Zahi Hawass ketika mengadakan sidang akhbar di Muzium Mesir, Kaherah pada 17 Feb. 2010.
Firaun Akhenaten adalah ayah kepada Tutankhamun. Sementara ibu Tutankhamun tak lain adalah saudara perempuan ayahnya. Sedangkan Tutankhamun naik tahta menjadi Firaun Mesir ketika berusia 10 tahun pada tahun 1333 sebelum masehi, masa penting dalam sejarah Mesir.
Spekulasi penyebab kematian Tutankhamun telah lama beredar. Sebuah lubang di tengkoraknya sempat menimbulkan spekulasi bahwa Tutankhamun dibunuh, hingga akhirnya dilakukan CT scan pada 2005 yang menungkap lubang itu akibat proses pengawetan sebagai mumia. Ia juga mengungkapan bahawa kaki Tutankhamun patah.
Namun hasil ujian terbaru menggambarkan sistem kekebalan yang dimiliki Tutankhamun ternyata akibat peyakit turunan. Kematian Tutankhamun diakibatkan komplikasi patah kaki yang tidak kunjung sembuh dan malaria akut.
Pasukan peneliti, sebagaimana tertulis di dalam jurnal, menemukan parasit malaria di kebanyakan mumia, di antaranya adalah mumia tertua yang pernah diisolasi. "Kaki patah yang berkemungkinan kerana terjatuh, mungkin mejadi ancaman kepada Tutankhamun yang terinfeksi pula dengan malaria," lapor jurnal tersebut.
Mumia bapa kepada Raja Tutankhamun, Firaun Akhenaten, firaun paling kontroversi dalam sejarah Mesir, dipamerkan di Muzium Mesir, Kaherah.
Jurnal juga menyebut Tutankhamun yang banyak dibayangkan sebagai pemuda yang gagah, ternyata hanyalah seorang yang banyak masalah dan gangguan. "Dia adalah seorang raja yang lemah," sambung peneliti dalam jurnal itu.
0 comments:
Post a Comment