xSAM Chat


ShoutMix chat widget

Thursday, August 6, 2009

Menghina atau menjatuhkan maruah orang

Mengapa harus menghina atau menjatuhkan maruah orang lain?




Mungkin banyak orang di sekitar seperti teman kita sendiri atau bahkan diri kita sendiri yang mengeluarkan kata-kata hinaan, entah itu disengaja ataupun tidak disengaja, buruknya lagi ada hinaan yang seakan-akan sudah menjadi ucapan pergaulan sehari-hari. Sebelumnya, mari kita lihat berbagai macam jenis hinaan:

1. Menghina kekurangan atau kejelekan orang lain; Seperti bila orang buta kemudian dipanggil “Hei orang buta!”.

2. Hinaan yang mengandung fitnah; Seperti memanggil orang bodoh, goblok, dungu, atau sejenisnya ketika dia melakukan kesalahan atau hal yang tidak disenangi, padahal hal tersebut belum tentu benar.

3. Hinaan dengan nama orang tua; Memanggil seseorang dengan nama orangtuanya dengan maksud merendahkan atau mengolok-olok, sangat berbahaya.

4. Hinaan untuk pergaulan; Ini bisa dibilang sebagai dosa terselubung, walaupun biasanya tidak ada yang tersinggung, tetap saja yang namanya hinaan itu tidak baik.

5. Hinaan karena emosi; Bisa merupakan gabungan dari berbagai jenis hinaan, contohnya mudah dan ada banyak sekali, penulis tidak merasa perlu menyampaikannya di sini.

Hinaan umumnya dilatarbelakangi oleh berbagai macam alasan yang juga dianggap sebagai keuntungan (yang salah tentunya), di antaranya:

1. Sebagai cara untuk mengungkapkan emosi

2. Mencari kepuasaan batin dengan jalan merendahkan orang lain.

3. Mencari posisi dalam pergaulan

Sedangkan keuntungan moral yang diperoleh bisa dibilang tidak ada, bahkan hanya bisa menimbulkan dendam, amarah, perasaan minder, kesombongan dan yang terutama dosa.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri (sesama mukmin) dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Al Hujuraat, 49:11)

Mencaci-maki seorang mukmin adalah suatu kejahatan, dan memeranginya adalah suatu kekufuran. (HR. Muslim)

Jadi daripada menghina, lebih baik kita berlatih untuk mengamalkan sikap sabar dan mengganti kebiasaan berkata hina (kotor) dengan perkataan yang lebih baik dan membangun, selain membuat orang senang dan bahkan bisa memotivasi, kita juga mendapat pahala, lebih menguntungkan dan bermanfaat tentunya.

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali ‘Imran, 3:134)

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Al Furqaan, 25:63)

0 comments:

Post a Comment

Linkwith

Related Posts with Thumbnails